DIMANA TEMPATNYA

Beberapa sekolah anak berkebutuhan khusus dan sekolah musik telah memiliki program intervensi khusus yang didukung oleh terapis musik, guru musik, musisi, neurology, psykolog, serta dokter ahli gizi medik. Karena kemampuan setiap anak berbeda, sebelum dilakukan terapi akan dilakukan assessment terlebih dahulu. Ada assessment umum dan komperhensif. Assessment umum bertujuan mengetahui kemampuan dan kekurangan anak berikut seberapa besar minatnya. Juga bagaimana kemampuan mendengar dan konsentrasinya. Dari situ ahli menyimpulkan terapi musik apa yang akan diterapkan : yang sifatnya pasif (anak hanya mendengar saja) atau yang aktif (mengajak anak terlibat bermain musik). Setelah itu baru assessment komperhensif yang lebih mendalam tentang jenis musik dan alat musik yang harus digunakan.

Namun sekali lagi, fungsi musik dalam terapi bukan sebagai penyembuh. Melainkan sebagai media aplikasi untuk meningkatkan perubahan perilaku yang positif bagi anak yang berkebutuhan khusus. Dengan begitu kalau ingin hasilnya optimal, terapi musik harus digabungkan dengan terapi lain secara terus menerus. Ini artinya terapi musik perlu dilakukan di rumah. Pertemuan dengan terapis musik yang hanya dus atau tiga kali dalam seminggu dengan lama maksimal dua jam, belumlah cukup bagi anak.

Tetapi sudah selayaknya dilengkapi dirumah. Anak/Bayi dan orang tua bebas memilih waktu dan alat bunyi bunyian. Yang penting, perhatikan mood dan kesiapan anak. Anak yang sedang bosan tidak perlu dipaksa, alihkan saja ke terapi dalam bentuk lain. Harapanya, dengan terapi ini anak-anak dengan kondisi khusus mampu berkembang menjadi pribadi mandiri, bahkan mampu berkarya melalui ketrampilan khusus di bidang musik.

Nara sumber :
Muslikhatun Nisa SSn
Terapis musik pada
Sekolah Khusus Autistik, Yayasan Fajar Nugraha di Yogyakarta