BENTUK STIMULASI MUSIK

Secara umum, musik dapat dinikmati atau dimanfaatkan dengan dua cara :

Secara Pasif (mendengarkan musik)
Stimulasi memperdengarkan musik bisa bisa dilakukan sejak si kecil masih dalam kandungan. Saran ahli, saat di kandungan ibu berusia 4 bulan, ketika indra pendengaran mulai berfungsi. Gelombang suara bisa menembus dinding uterus dan cairan ketuban, sehingga otak janin akan memberikan respon. Itulah mengapa para ahli menganjurkan agar ibu hamil sering mengajak janinnya berbicara dan juga memperdengarkan musik. Pilihlah musik-musik lembut dan menenangkan sesuai selera. Alunan nada-nada tersebut mampu menimbulkan getaran bagi janin dan dapat membuat nyaman dan tenang.

Setelah lahir pendengaranya mulai lebih tajam. Segala macam suara termasuk termasuk musik menjadi lebih jelas terdengar. Ia tahu ada harmoni yang membawa efek menyenangkan dan menenangkan dari suara/ bunyi musical. Perdengarkan berbagai jenis musik dan lagu kepadanya. Untuk tahap pengenalan, alunkan nada-nada ritmis dengan harmoni ringan. Contoh, lagu nina bobo. Bayi yang sudah agak besar bisa diajak bergerak sesuai irama dan tempo musik. Sambiil duduk dipangkuan menghadap kita, buatlah ia bergerak-gerak naik turun seiring lagu. Volume sebaiknya jangan terlalu tinggi


Secara Aktif
(memainkan alat musik)
Manfaatkan gerakan tubuh atau apa pun yang ada di sekitar kita untuk mengasilkan musik spontan. Yang paling sederhana adalah bertepuk tangan. Disinilah musik menuntut kreativitas seseorang.
Ada ide lain??melompat-lompat di atas papan kayu menderetkan botol atau gelas yang diisi air dengan ketingian berbeda agar denting suaranya berbeda, atau mambuat maracas (alat musik samba) dari botol plastic yang diisi segenggam kacang hijau juga oke. Pokoknya apa saja deh, termasuk panic atau ember yang dibalik.


Nara Sumber
Monty P. Satiadarma,
MS/AT., MCP/MFCC., Psi
Dari Falkutas Psikologi
Universitas Tarumanagara,

Jakarta